Untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas sebagai kekuatan pembangunan, masalah HIV/AIDS dan rokok memerlukan perhatian serius. Hal ini disebabkan jumlah penderita HIV/AIDS
terus meningkat setiap tahunnya dengan proporsi kumulatif kasus AIDS
tertinggi pada kelompok usia produktif (usia 20-29 tahun) sebanyak
49,07%. Demikian juga dengan jumlah perokok, berdasarkan hasil Riskesdas
Tahun 2010, prevalensi perokok secara nasional sebesar 34,7%. Berarti
lebih dari sepertiga penduduk berisiko mengalami gangguan kesehatan seperti kanker, penyakit jantung dan penyakit akibat gangguan pernapasan.
Hal itu disampaikan Menteri Kesehatan,
dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH ketika menyampaikan sambutan
kepada peserta Rapat Kerja Nasional Gubernur di Jakarta, Senin, 31
Januari 2011.
Menurut Menkes, kesehatan
merupakan unsur dominan dalam Millenium Development Goals (MDGs), karena
lima dari delapan agenda MDGs berkaitan langsung dengan kesehatan.
Lima agenda tersebut adalah Agenda ke-1 (Memberantas kemiskinan dan
kelaparan), Agenda ke-4 (Menurunkan angka kematian anak), Agenda ke-5
(Meningkatkan kesehatan ibu), Agenda ke-6 (Memerangi HIV/AIDS, Malaria, dan penyakit lainnya), serta Agenda ke-7 (Melestarikan lingkungan hidup).
Untuk mendukung upaya pencapaian MDG’s, pada tahun 2011 Kemenkes mulai meluncurkan Bantuan Operasional Kesehatan
(BOK). BOK diberikan kepada seluruh Puskesmas di Indonesia yang
besarnya berkisar antara Rp 75 juta sampai Rp 250 juta per tahun sesuai
wilayah regional masing-masing. Pada tahun 2011 ini juga mulai
dilaksanakan Program Jaminan Persalinan (Jampersal), yaitu pemberian
jaminan persalinan bagi masyarakat yang belum mendapat jaminan kesehatan
untuk persalinan. Jaminan pelayanan yang diberikan mencakup :
pemeriksaan kehamilan, pelayanan persalinan, pelayanan nifas, pelayanan
Keluarga Berencana, pelayanan neonatus dan promosi ASI.
Berkaitan dengan agenda ke-6, Menkes mengingatkan kembali pentingnya
komitmen melaksanakan INPRES No. 3 Tahun 2010 tentang Program
Pembangunan yang Berkeadilan. Salah satu fokus program pengendalian
HIV/AIDS 2010 dan 2011 yaitu jumlah orang yang berumur 15 tahun atau
lebih yang menerima konseling dan testing HIV pada tahun 2010 sebanyak
300.000 orang dan tahun 2011 menjadi 400.000 orang. Persentase orang
dengan HIV/AIDS (ODHA) yang mendapatkan obat anti retroviral (ARV) tahun
2010 sebanyak 70% dan tahun 2011 menjadi 75%. Presentase kabupaten/kota
yang melaksanakan pencegahan penularan HIV sesuai pedoman tahun 2010
sebanyak 50% dan tahun 2011 menjadi 60%. Penggunaan kondom pada kelompok
risiko tinggi tahun 2011 sebanyak 35% pada perempuan dan 20% pada
laki-laki.
“Berdasarkan hasil Riskesdas 2010, persentase penduduk umur 15 tahun
dengan pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS sebesar 11,4%. Hal ini
menunjukkan pentingnya terus meningkatkan komunikasi, informasi dan
edukasi (KIE) terhadap kelompok ini”, ujar Menkes.
Sedangkan prevalensi penduduk yang merokok pada kelompok umur 45-54
tahun sebesar 32,2%. Sedangkan pada penduduk laki-laki umur 15 tahun ke
atas sebanyak 54,1% adalah perokok. Prevalensi tertinggi pertama kali
merokok pada umur 15-19 tahun (43,3%) dan sebesar 1,7% penduduk mulai
merokok pertama kali pada umur 5-9 tahun. Untuk mengatasi hal itu,
mengharapkan para Gubernur segera mengeluarkan kebijakan Kawasan Tanpa
Rokok di wilayah kerja masing-masing.
Pemberdayaan masyarakat
Mengacu pada visi pembangunan nasional, strategi pertama yang dilakukan
Kemenkes adalah pemberdayaan masyarakat, swasta, dan masyarakat madani
melalui kerja sama nasional dan global. Berarti pembangunan kesehatan juga tidak terlepas dari komitmen Indonesia sebagai warga masyarakat dunia untuk ikut merealisasikan tercapainya MDGs.
Masyarakat diarahkan agar berdaya dan ikut aktif memelihara kesehatannya
sendiri, melakukan upaya pro-aktif tidak menunggu sampai jatuh sakit,
karena ketika sakit sebenarnya telah kehilangan nilai produktif. Upaya
promotif dan preventif perlu ditingkatkan untuk mengendalikan angka
kesakitan yang muncul dan mencegah hilangnya produktivitas serta
menjadikan sehat sebagai fungsi produksi yang dapat memberi nilai
tambah, ujar Menkes.
Pemberdayaan masyarakat berupaya memfasilitasi percepatan dan pencapaian derajat kesehatan
bagi seluruh penduduk dengan mengembangkan kesiap-siagaan di tingkat
desa dan kelurahan yang disebut Desa dan Kelurahan Siaga Aktif seperti
dituangkan melalui Keputusan Menkes No.1529/MENKES/ SK/X/2010 tentang
Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
Desa dan Kelurahan Siaga Aktif adalah desa dan kelurahan yang penduduknya dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan dasar yang memberikan pelayanan setiap hari melalui Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) atau sarana kesehatan yang ada seperti Pusat Kesehatan Masyarakat Pembantu (Pustu), Puskesmas atau sarana kesehatan lainnya. Penduduknya dapat mengembangkan upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) dan melaksanakan surveilans berbasis masyarakat (meliputi pemantauan penyakit, kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan dan perilaku), kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana serta penyehatan lingkungan serta menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Pada kesempatan tersebut, Menkes mengharapkan kepada para Gubernur untuk
Mengembangkan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif di daerah masing-masing
untuk mempercepat tercapainya masyarakat sehat yang mandiri dan
berkeadilan.

Cari Blog Ini
Selasa, 24 Januari 2012
Cegah Stroke dengan Mengenal Faktor Risikonya

Akan tetapi, jika Anda bersiap diri dari sekarang, Anda bisa memangksa sebagian besar faktor risiko Anda. "Penyakit ini bisa dicegah," demikian menurut dr.Sutarto Prodjo Disastro, Sp.S, ketua bidang humas dan penyuluhan Yayasan Stroke Indonesia di acara Kontrol Hidup Kontrol Kolesterol yang diadakan oleh Pfizer di Jakarta, Kamis (19/8/10).
Stroke adalah serangan otak yang timbul mendadak akibat terganggunya aliran darah karena sumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak sehingga sel-sel otak kekurangan darah, oksigen atau zat-zat makanan sehingga terjadi kematian sel dalam waktu singkat. "Kalau sudah mati, sel-sel otak tidak bisa beregenerasi atau tumbuh kembali, sehingga berhati-hatilah dengan stroke," kata Sutarto.
Pria memang memiliki risiko lebih besar terkena stroke, namun dalam beberapa dasawarsa terakhir peluangnya menjadi sama pada wanita. "Wanita cenderung lebih stres karena memiliki dua peran, yakni wanita karir dan ibu rumah tangga," kata dr. Arieska Ann Soenarto, Sp.JP (K), dari RS.Jantung Harapan Kita Jakarta.
Untuk membantu menurunkan risiko terkena stroke, cobalah lakukan pemeriksaan berikut:
- Cek tekanan darah
Banyak orang yang tidak tahu mereka mengidap hipertensi, karena penyakit ini tidak menunjukkan gejala dari luar. Periksakan tekanan darah Anda setidaknya sekali setahun karena mengendalikan hipertensi adalah hal yang tidak bisa ditawar dalam pencegahan stroke.
- Periksakan kolesterol
Banyak alasan mengapa kadar kolesterol dalam darah tinggi, termasuk di antaranya adalah pola makan, kegemukan dan kebiasaan merokok. Menurunkan kadar kolesterol sangat penting, berapa pun usia dan kondisi kesehatan Anda. Batas aman yang disarankan adalah kurang dari 160 mg/dl. Pilihlah jenis makanan dengan kandungan lemak rendah.
- Diabetes mellitus
Perhatikan pula kadar gula darah Anda. "Orang yang diabetes biasanya pembuluh darahnya sangat jelek sehingga beresiko terkena penyakit jantung atau stroke," kata dr.Arieska Ann
- Sempatkan diri berolahraga
Tubuh kurang gerak menambah faktor risiko terkena stroke, tetapi olahraga sekurangnya 30 menit sehari, tiga kali seminggu, dapat membantu memangkas risiko tersebut.
- Faktor risiko lain
Yang juga merupakan faktor risiko stroke adalah usia lanjut, stres, obesitas, kebiasaan merokok, konsumsi lemak yang tinggi, dan penyakit jantung, terutama penyakit jantung dengan gejala gangguan irama jantung.
Minggu, 22 Januari 2012
Kaki Sempurna Tanpa Varises
Varises
merupakan salah satu musuh wanita. Penampakannya yang tidak diinginkan
berupa tonjolan biru yang berbelok-belok sangat mengganggu penampilan.
Khususnya, bagi wanita yang dalam kesehariannya sering menggunakan rok
atau celana pendek, hal ini akan merusak rasa percaya diri. Selain
merusak penampilan, varises juga menimbulkan gejala yang mengganggu.
Bagaimana mencegah dan solusi penyembuhan untuk varises?
Tidak hanya karena faktor gen, hal lain yang menyebabkan terjadinya varises antara lain kebiasaan, gaya hidup dan aktivitas sehari-hari dapat menyebabkan timbulnya varises. Berat badan yang berlebih, berdiri terlalu lama, jarang berolahraga dan merokok dapat memicu terjadinya varies.
Selain mengganggu penampilan, varises juga menimbulkan rasa tidak nyaman. Misalnya cepat lelah, terasa berat, rasa nyeri, dan pada beberapa kasus dapat menyebabkan kram pada malam hari.
Jika Anda mengalami varises
atau memiliki keturunan keluarga yang menderita varises, Anda dapat
melakkukan cara-cara berikut untuk mencegah timbulnya varises sekaligus
mengurangi keluhan akibat varises:
Varises
memang merupakan masalah bagi wanita karena mayoritas kasusnya menimpa
wanita. Tetapi, bukan berarti hal ini tidak bisa dicegah, bahkan jika
varises disebabkan oleh faktor keturunan. Dengan konsumsi makanan yang
baik dan gaya hidup yang benar, Anda dapat mencegah varises muncul pada tubuh Anda.
Penyebab Varises
Sebagian besar penyebab varises dikarenakan faktor keturunan atau faktor genetik. Faktor keturunan adalah dinding pembuluh darah dan katup yang tidak sempurna. Faktor genetik ini agak sulit disembuhkan. Hormon yang ada pada wanita juga dapat menyebabkan timbulnya varises, itulah sebabnya sebagian besar varises dialami oleh wanita. Pada wanita hamil, resiko ini semakin bertambah karena adanya penambahan hormon pada masa tersebut. Hormon wanita juga dapat dipicu karena mengkonsumsi pil kontrasepsi.Tidak hanya karena faktor gen, hal lain yang menyebabkan terjadinya varises antara lain kebiasaan, gaya hidup dan aktivitas sehari-hari dapat menyebabkan timbulnya varises. Berat badan yang berlebih, berdiri terlalu lama, jarang berolahraga dan merokok dapat memicu terjadinya varies.
Selain mengganggu penampilan, varises juga menimbulkan rasa tidak nyaman. Misalnya cepat lelah, terasa berat, rasa nyeri, dan pada beberapa kasus dapat menyebabkan kram pada malam hari.
Mencegah Varises
Jaga berat badan tetap ideal
Berat badan yang belebih dapat membuat kaki menahan beban yang berat sehingga beresiko mengalami varises.Jangan berdiri dan duduk diam lterlalu lama.
Berdiri terlalu lama dapat menyebabkan pelebaran pada pembuluh darah. Begitu juga jika duduk terlalu lama, sebaiknya diselingi dengan berjalan kaki.Gunakan kaos kaki
Jika Anda memiliki gen penyebab varises, sebaiknya gunakan kaos kaki elastis, jika mungkin, pakailah kaus kaki panjang yang mencapai lutut. Penggunaan kaos kaki khususnya diperlukan saat berada di ketinggian seperti saat berjalan-jalan di pegunungan atau saat naik pesawat.Hindari pakaian dalam yang terlalu ketat
Pakaian yang terlalu ketat dapat menghambat sirkulasi darah ke jantung.Lakukan olahraga yang sesuai
Olahraga ringan seperti berjalan, jogging atau bersepeda dapat menguatkan dinding pembuluh darah vena dan melancarkan peredaran darah. Sedangkan, olahraga yang menyebabkan kontraksi otot yang mendadak dan berat seperti angkat beban sebaiknya dihindari.Konsumsi vitamin C
Vitamin C sangat bermanfaat untuk menguatkan dinding pembuluh darah, maka konsumsi yang cukup dapat mencegah pelebaran pembuluh darah.Letakkan posisi kaki lebih tinggi pada saat tidur
Agar darah dapat lebih lancar menuju jantung, saat tidur bisa meletakkan kaki diatas bantal atau ditempelkan di dinding dengan posisi lebih tinggi dari kepala. Hal ini khususnya dapat dilakukan jika telah terjadi pembengkakan akibat pembuluh darah yang menonjol.
Mengobati Varises
Pengobatan dan teknik penyembuhan varises ada beberapa macam. Misalnya dengan beberapa cara berikut ini:- Mengkonsumsi suplemen yang dapat menguatkan dinding pembuluh darah dan keelastisannya.
- Menggunakan kaos kaki elastis sampai paha yang dapat membantu menekan pembuluh vena.
- Sclerotherapy yaitu memasukkan sejenis larutan garam ke dalam pembuluh darah yang mengalami pelebaran.
- Endovenous Laser Therapy yaitu mengobati varises dengan cara memasukkan kawat ke dalam pembuluh darah. Kawat dimasukkan dari lutut sampai selangkangan kemudian dilakukan pemanasan.
- Pembedahan yang biasa dilakukan untuk kasus yang sudah parah.
Jumat, 20 Januari 2012
Dalil wajibnya menutup aurat
Kewajipan menutup aurat telah disebut oleh Allah Ta’ala di dalam al-Quran di beberapa tempat. Antaranya, Allah Ta’ala berfirman :
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ
Maksudnya : Katakanlah kepada wanita yang beriman : Hendaklah mereka menahan pandangan mereka dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutup kain tudung ke dadanya… (al-Nuur : 31)
Allah Ta’ala juga menyebut di dalam al-Quran :
وَالْقَوَاعِدُ مِنَ النِّسَاءِ اللَّاتِي لَا يَرْجُونَ نِكَاحًا فَلَيْسَ عَلَيْهِنَّ جُنَاحٌ أَنْ يَضَعْنَ ثِيَابَهُنَّ غَيْرَ مُتَبَرِّجَاتٍ بِزِينَةٍ وَأَنْ يَسْتَعْفِفْنَ خَيْرٌ لَهُنَّ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Maksudnya : Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari haid dan mengandung) yang tidak ingin kahwin (lagi), tiadalah dosa atas mereka menanggalkan pakaian (pakaian luar yang kalau dibuka tidak menampakkan aurat) mereka dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan, dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (al-Nuur : 60)
Seterusnya, Allah Ta’ala juga menyebut :
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Maksudnya : Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin : “Hendaklah mereka menghulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, kerana itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (al-Ahzab : 59)
Masih Pentingkah Agama ???
Masih pentingkah agama dalam kehidupan? Jika
penting, mengapa banyak orang beriman masih melakukan tindakan dan perbuatan
yang bertentangan dengan agama? Perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran agama
terjadi tidak hanya di negara-negara yang penduduknya beragama Nasrani, Hindu,
Buddha, dan apa saja, tetapi juga Muslim. Terdapat kesenjangan yang
kadang-kadang sangat besar antara ajaran agama dan perilaku para penganutnya
yang bahkan sangat yakin agama merupakan panduan sangat penting dalam kehidupan
mereka.
Khusus mengenai kaum Muslimin, pertanyaan itu
lebih tajam, karena ternyata mereka, dibanding para penganut agama lain, lebih
cenderung sangat percaya bahwa Islam sebagai satu-satunya jalan kebenaran
menuju keselamatan. Dan, bahwa agama [Islam] sangat penting dalam kehidupan
mereka.
Pertanyaaan-pertanyaan itu diajukan kepada saya
oleh Richard Allen Greene, newsdesk editor The CNN Wire, London,
tentang tema 'Agama-Apakah Kekuatan untuk Kebajikan atau Tidak' yang merupakan
bagian hasil survei Global@dvisor bertajuk 'Views on Globalisation and Faith'.
Survei itu sendiri dilakukan Ipsos MORI di 24 negara pada April 2011 dengan
melibatkan hampir 20 ribu responden berdasarkan agama; Kristiani (Katolik
dan Protestan di 19 negara), Islam di tiga negara (Indonesia, Arab Saudi, dan
Turki), Hindu (India), Buddhis di tiga negara (Cina, Jepang, dan Korea
Selatan).
Survei itu menemukan, tingkat keyakinan kaum
Muslimin pada pentingnya agama sangat tinggi, bahwa Islam sangat penting dalam
kehidupan mereka, yaitu 94 persen (di Arab Saudi 100 persen, Indonesia 99
persen, dan Turki 86 persen). Selanjutnya adalah para penganut Hindu India (86
persen), dan Kristiani (66 persen). Lebih jauh, 61 persen kaum Muslimin di
ketiga negara percaya, Islam sebagai satu-satunya jalan kebenaran menuju
keselamatan; sedangkan di kalangan penganut Hindu hanya 26 persen, dan Nasrani
secara keseluruhan 19 persen saja.
Sebaliknya, 22 persen Muslim secara keseluruhan
juga berpendapat para penganut agama lain boleh jadi pula dapat mencapai
keselamatan, menemukan kebenaran atau masuk surga melalui agama masing-masing.
Sejumlah 22 persen kaum Kristiani juga berpendapat sama; Buddhis hanya 15
persen, dan penganut Hindu tertinggi dengan 29 persen. Pandangan ini saya kira
terkait dengan interaksi dan pengetahuan tentang agama lain dan para
penganutnya. Sepuluh persen Muslim secara keseluruhan punya kenalan beragama
lain, berbanding hanya enam persen kaum Nasrani, Buddhis lima persen; dan
tertinggi, penganut Hindu, 19 persen.
Lagi-lagi pertanyaannya: "Mengapa agama
begitu penting di Dunia Muslim, khususnya di Indonesia?"
Tendensi itu menunjukkan Islam bertahan kuat-jika
tidak meningkat-dalam diri para penganutnya. Meski banyak kaum Muslimin di
berbagai kawasan mengalami berbagai gejolak dan pernah lama di bawah penjajahan
Eropa, Islam tidak pernah surut. Bahkan, dalam banyak kasus, kolonialisme Eropa
menyaksikan meningkatnya dinamika Islam dari waktu ke waktu, sampai
pasca-Perang Dunia II, di mana banyak negara Muslim mencapai kemerdekaannya.
Selanjutnya, modernisasi dan sekularisasi yang
dilakukan rezim penguasa di berbagai negara Muslim juga tidak mampu mengurangi
posisi dan peran Islam. Bahkan, di beberapa negara, seperti Indonesia,
modernisasi atau pembangunan menghasilkan banyak kemajuan signifikan dalam berbagai
bidang kehidupan, sejak dari pendidikan, sosial, ekonomi, sampai politik. Semua
perkembangan ini memunculkan berbagai bentuk gejala penguatan Islam.
Masalahnya kemudian adalah masih bertahannya
kontradiksi atau kesenjangan antara keyakinan yang begitu kuat pada
kebenaran Islam dengan perilaku kalangan umat dalam kehidupan sehari-hari.
Terlihat tidak ada korelasi positif antara kebertahanan dan peningkatan
keimanan kepada Islam dengan perilaku aktual. Keimanan tidak diwujudkan dalam
kehidupan riil.
Contoh paling sering disebut adalah tentang masih
sangat merajalelanya korupsi di Indonesia pada berbagai tingkat kehidupan,
sejak dari lingkungan elit penguasa dan birokrasi sampai ke tingkat masyarakat
sehari-hari. Hampir ke manapun melangkah, orang dapat menemukan berbagai bentuk
tindakan yang tergolong ke dalam korupsi yang jelas-jelas dilarang agama.
Karena itu, tantangan umat beragama-khususnya
kaum Muslimin-hari ini dan ke depan adalah mewujudkan keyakinan pada agama itu
ke dalam perilaku dan perbuatan aktual sehari-hari. Umat beragama sepatutnya
tidak berhenti pada ritualisme belaka; rajin beribadah, tetapi juga rajin
melakukan pelanggaran ajaran agama dan nilai serta ketentuan hukum. Nilai
penting agama semestinya tidak hanya pada keimanan dan ritual belaka;
seharusnya juga dalam aktualisasi ajaran dan nilai agama itu dalam kehidupan
pribadi, masyarakat, bangsa, dan negara sehari-hari.
Mengenal Epidemiologi
Epidemiologi
adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang seberapa sering penyakit dialami
oleh suatu kelompok orang yang berbeda dan mencari tahu bagaimana bisa terjadi.
Ilmu ini
bermanfaat sebagai informasi untuk merencanakan dan mengevaluasi
strategi-strategi yang telah dilakukan, memberikan petujuk kepada para petugas
kesehatan untuk menindaklanjuti perkembangan pasien.
Seperti
halnya dengan ilmu patologi, epidemiologi juga merupakan cabang ilmu yang
integral dan memiliki deskripsi penanganan yang khas. Banyak data dan interpretasi
yang harus disiapkan sehingga pengoleksian seluruh informasi dapat menghasilkan
simpulan tentang suatu penyakit yang dipantau.
A.
Terminologi Epidemiologi :
Epidemiologi
berasal dari bahasa Yunani, yaitu:
Epi = yang berkaitan
Demos = masyarakat, daerah
Logos = ilmu
Epi = yang berkaitan
Demos = masyarakat, daerah
Logos = ilmu
Jadi
epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku dalam masyarakat.
B. Sejarah
Epidemiologi
Epidemiologi
sudah berkembang pesat sejak zaman Yunani kuno. Ilmu ini sangat berpengaruh
besar terhadap perilaku masyarakat guna mencapai tujuan sosial-humanisme.
Etape-etape epidemiologi adalah sebagai berikut:
1.
Hippocrates, (circa 400 BCE): On Airs, Waters, and Places.
2. John Graunt (1620-1674): Natural and Political Observations on the Bills of Mortality
3. James Lind (1716-1794): A Treatise of the Scurvy in Three Parts
4. William Farr: Campaigning statistician
5. John Snow: On the Mode and Communication of Cholera
6. Joseph Golderberger (1874-1929)
2. John Graunt (1620-1674): Natural and Political Observations on the Bills of Mortality
3. James Lind (1716-1794): A Treatise of the Scurvy in Three Parts
4. William Farr: Campaigning statistician
5. John Snow: On the Mode and Communication of Cholera
6. Joseph Golderberger (1874-1929)
Dari
keseluruhan para ahli epidemiologi, John Snow lah yang dianggap sebagai Bapak
Epidemiologi Modern.
C. Para
filsuf yang berpengaruh besar bagi perkembangan epidemiologi :
1. Francis
Bacon (1561-1704)
2. John Locke (1632-1704)
3. George Berkeley (1685-1753)
4. David Hume (1711-1776)
5. John Stuart Mill (1806-1873)
6. Karl Popper (1902-1992)
7. John Tukey (1915-2000)
2. John Locke (1632-1704)
3. George Berkeley (1685-1753)
4. David Hume (1711-1776)
5. John Stuart Mill (1806-1873)
6. Karl Popper (1902-1992)
7. John Tukey (1915-2000)
E. Hal-hal
penting dalam Epidemiologi :
1.
Populasi yang didata kesehatannya
Penduduk sebuah area yang akan diambil data kesehatannya harus jelas. Apakah seseorang sakit atau tidak, riwayat kesehatannya dalam jangka waktu tertentu, jenis kelamin, semua data harus lengkap.
Penduduk sebuah area yang akan diambil data kesehatannya harus jelas. Apakah seseorang sakit atau tidak, riwayat kesehatannya dalam jangka waktu tertentu, jenis kelamin, semua data harus lengkap.
2. Study
Population
Seorang petugas kesehatan harus mempelajari karakteristik masyarakat yang akan diambil data kesehatannya. Budaya makan, kegiatan apa yang sering dilakukan, mata pencarian, kebiasaan buruk, ekosistem tempat masyarakat tumbuh, dan lain sebagainya.
Seorang petugas kesehatan harus mempelajari karakteristik masyarakat yang akan diambil data kesehatannya. Budaya makan, kegiatan apa yang sering dilakukan, mata pencarian, kebiasaan buruk, ekosistem tempat masyarakat tumbuh, dan lain sebagainya.
3.
Observation (study sample)
Memang tidak keseluruhan populasi yang diambil datanya. Ini dikarenakan masalah waktu dan biaya yang tidak memungkinkan seluruh orang diperiksa. Maka dilakukan observasi dengan mengambil sampel beberapa penduduk yang dianggap mewakili kesehatan masyarakat.
Memang tidak keseluruhan populasi yang diambil datanya. Ini dikarenakan masalah waktu dan biaya yang tidak memungkinkan seluruh orang diperiksa. Maka dilakukan observasi dengan mengambil sampel beberapa penduduk yang dianggap mewakili kesehatan masyarakat.
F.
Ilmu-ilmu yang berhubungan dengan Epidemiologi :
1. Biologi
2. Sosiologi
3. Filosofi
4. Statistika
5. Biostatistika
6. Mikrobiologi
7. Imunologi
8. Kimia
9. Pediastric dan Geriatric
2. Sosiologi
3. Filosofi
4. Statistika
5. Biostatistika
6. Mikrobiologi
7. Imunologi
8. Kimia
9. Pediastric dan Geriatric
Mengenal epidemiologi
pidemiologi
diaartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran
masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
Epidemiologi mencakup tiga hal pokok, yaitu:
1. Frekuensi masalah kesehatan
Frekuensi masalah kesehatan merujuk kepada besarnya masalah kesehatan yang terdapat pada sekelompok manusia. Untuk dapat mengetahui frekuensi suatu masalah kesehatan dengan tepat ada dua hal pokok yang harus dilakukan, yaitu menemukan masalah kesehatan dan melakukan pengukuran atas masalah kesehatan yang ditemukan.
2. Penyebaran masalah kesehatan
Penyebaran masalah kesehatan merujuk pada pengelompokan masalah kesehatan menurut suatu keadaan tertentu. Keadaan tertentu dalam epidemiologi dibedakan atas tiga macam, yaitu menurut ciri-ciri manusia (man), menurut tempat (place) dan menurut waktu (time).
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Faktor-faktor yang mempengaruhi artinya faktor penyebab dari ssuatu masalah kesehatan, baik yang menerangkan frekuensi, penyebaran, dan penyebab munculnya masalah kesehatan itu. Dengan diketahuinya penyebab suatu masalah kesehatan, dapat disusun langkah-langkah penanggulangannya.
Epidemiologi mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan, maka akan diperoleh keterangan tentang keadaan masalah kesehatan tersebut. Yang dimaksud dengan keadaan adalah perpaduan dari keterangan menurut ciri-ciri manusia, tempat, dan waktu. Perpaduan yang seperti ini menghasilkan empat keadaan masalah kesehatan, yaitu:
a. Endemi
Endemic adalah terjadinya suatu masalah kesehatan yang umumnya dikarenakan penyakit, dengan frekuensi yang tetap pada suatu wilayah tertentu dalam waktu yang lama.
Suatu infeksi penyakit dikatakan sebagai endemik bila setiap orang yang terinfeksi penyakit tersebut menularkannya kepada tepat satu orang lain (secara rata-rata). Bila infeksi tersebut tidak lenyap dan jumlah orang yang terinfeksi tidak bertambah secara eksponensial, suatu infeksi dikatakan berada dalam keadaan tunak endemik (endemic steady state). Suatu infeksi yang dimulai sebagai suatu epidemi pada akhirnya akan lenyap atau mencapai keadaan tunak endemik, bergantung pada sejumlah faktor, termasuk virulensi dan cara penularan penyakit bersangkutan.
Dalam bahasa percakapan, penyakit endemik sering diartikan sebagai suatu penyakit yang ditemukan pada daerah tertentu. Sebagai contoh, AIDS sering dikatakan \"endemik\" di Afrika walaupun kasus AIDS di Afrika masih terus meningkat (sehingga tidak dalam keadaan tunak endemik). Lebih tepat untuk menyebut kasus AIDS di Afrika sebagai suatu epidemi.
b. Epidemi
Epidemic adalah keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat berada dalam frekuensi yang meningkat.
Epidemic bisa timbul dari masalah kesehatan baru yang menjangkiti suatu populasi manusia di suatu daerah, dalam suatu periode waktu tertentu, dengan laju yang melampaui perkiraan berdasarkan pengalaman mutakhir. Bisa juga masalah kesehatan yang telah lama ada tetapi pada suatu saat meningkat dengan cepat.
Dengan kata lain, epidemi adalah wabah yang terjadi secara lebih cepat daripada yang diduga.
c. Pandemi
Pandemic adalah terjadinya suatu masalah kesehatan dengan frekuensi yang meningkat tinggi dalam waktu singkat dan mencakup suatu wilayah yang sangat luas. Menurut WHO, dikatakan sebagai suatu pandemic jika memenuhi ketiga syarat berikut:
1) Timbulnya penyakit bersangkutan merupakan suatu hal yang baru pada populasi bersangkutan
2) Agen penyebab penyakit menginfeksi manusia dan menyebabkan sakit serius
3) Agen penyebab penyakit menyebar dengan mudah dan berkelanjutan pada manusia
Suatu penyakit atau keadaan tidak dapat dikatakan sebagai pandemi hanya karena menewaskan banyak orang. Sebagai contoh, kelas penyakit yang dikenal sebagai kanker menimbulkan angka kematian yang tinggi namun tidak digolongkan sebagai pandemi karena tidak ditularkan.
d. Sporadic
Sporadic adalah keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang ada di suatu wilayah tertentu frekuensinya berubah-ubah menurut perubahan waktu.
Epidemiologi mencakup tiga hal pokok, yaitu:
1. Frekuensi masalah kesehatan
Frekuensi masalah kesehatan merujuk kepada besarnya masalah kesehatan yang terdapat pada sekelompok manusia. Untuk dapat mengetahui frekuensi suatu masalah kesehatan dengan tepat ada dua hal pokok yang harus dilakukan, yaitu menemukan masalah kesehatan dan melakukan pengukuran atas masalah kesehatan yang ditemukan.
2. Penyebaran masalah kesehatan
Penyebaran masalah kesehatan merujuk pada pengelompokan masalah kesehatan menurut suatu keadaan tertentu. Keadaan tertentu dalam epidemiologi dibedakan atas tiga macam, yaitu menurut ciri-ciri manusia (man), menurut tempat (place) dan menurut waktu (time).
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Faktor-faktor yang mempengaruhi artinya faktor penyebab dari ssuatu masalah kesehatan, baik yang menerangkan frekuensi, penyebaran, dan penyebab munculnya masalah kesehatan itu. Dengan diketahuinya penyebab suatu masalah kesehatan, dapat disusun langkah-langkah penanggulangannya.
Epidemiologi mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan, maka akan diperoleh keterangan tentang keadaan masalah kesehatan tersebut. Yang dimaksud dengan keadaan adalah perpaduan dari keterangan menurut ciri-ciri manusia, tempat, dan waktu. Perpaduan yang seperti ini menghasilkan empat keadaan masalah kesehatan, yaitu:
a. Endemi
Endemic adalah terjadinya suatu masalah kesehatan yang umumnya dikarenakan penyakit, dengan frekuensi yang tetap pada suatu wilayah tertentu dalam waktu yang lama.
Suatu infeksi penyakit dikatakan sebagai endemik bila setiap orang yang terinfeksi penyakit tersebut menularkannya kepada tepat satu orang lain (secara rata-rata). Bila infeksi tersebut tidak lenyap dan jumlah orang yang terinfeksi tidak bertambah secara eksponensial, suatu infeksi dikatakan berada dalam keadaan tunak endemik (endemic steady state). Suatu infeksi yang dimulai sebagai suatu epidemi pada akhirnya akan lenyap atau mencapai keadaan tunak endemik, bergantung pada sejumlah faktor, termasuk virulensi dan cara penularan penyakit bersangkutan.
Dalam bahasa percakapan, penyakit endemik sering diartikan sebagai suatu penyakit yang ditemukan pada daerah tertentu. Sebagai contoh, AIDS sering dikatakan \"endemik\" di Afrika walaupun kasus AIDS di Afrika masih terus meningkat (sehingga tidak dalam keadaan tunak endemik). Lebih tepat untuk menyebut kasus AIDS di Afrika sebagai suatu epidemi.
b. Epidemi
Epidemic adalah keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat berada dalam frekuensi yang meningkat.
Epidemic bisa timbul dari masalah kesehatan baru yang menjangkiti suatu populasi manusia di suatu daerah, dalam suatu periode waktu tertentu, dengan laju yang melampaui perkiraan berdasarkan pengalaman mutakhir. Bisa juga masalah kesehatan yang telah lama ada tetapi pada suatu saat meningkat dengan cepat.
Dengan kata lain, epidemi adalah wabah yang terjadi secara lebih cepat daripada yang diduga.
c. Pandemi
Pandemic adalah terjadinya suatu masalah kesehatan dengan frekuensi yang meningkat tinggi dalam waktu singkat dan mencakup suatu wilayah yang sangat luas. Menurut WHO, dikatakan sebagai suatu pandemic jika memenuhi ketiga syarat berikut:
1) Timbulnya penyakit bersangkutan merupakan suatu hal yang baru pada populasi bersangkutan
2) Agen penyebab penyakit menginfeksi manusia dan menyebabkan sakit serius
3) Agen penyebab penyakit menyebar dengan mudah dan berkelanjutan pada manusia
Suatu penyakit atau keadaan tidak dapat dikatakan sebagai pandemi hanya karena menewaskan banyak orang. Sebagai contoh, kelas penyakit yang dikenal sebagai kanker menimbulkan angka kematian yang tinggi namun tidak digolongkan sebagai pandemi karena tidak ditularkan.
d. Sporadic
Sporadic adalah keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang ada di suatu wilayah tertentu frekuensinya berubah-ubah menurut perubahan waktu.
mengenal Epidemiologi
Epidemiologi adalah cabang ilmu yang
mempelajari tentang seberapa sering penyakit dialami oleh suatu kelompok orang
yang berbeda dan mencari tahu bagaimana bisa terjadi.
Ilmu ini bermanfaat sebagai informasi untuk merencanakan dan mengevaluasi strategi-strategi yang telah dilakukan, memberikan petujuk kepada para petugas kesehatan untuk menindaklanjuti perkembangan pasien.
Seperti halnya dengan ilmu patologi, epidemiologi juga merupakan cabang ilmu yang integral dan memiliki deskripsi penanganan yang khas. Banyak data dan interpretasi yang harus disiapkan sehingga pengoleksian seluruh informasi dapat menghasilkan simpulan tentang suatu penyakit yang dipantau.
A. Terminologi Epidemiologi :
Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu:
Epi = yang berkaitan
Demos = masyarakat, daerah
Logos = ilmu
Jadi epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku dalam masyarakat.
B. Sejarah Epidemiologi
Epidemiologi sudah berkembang pesat sejak zaman Yunani kuno. Ilmu ini sangat berpengaruh besar terhadap perilaku masyarakat guna mencapai tujuan sosial-humanisme. Etape-etape epidemiologi adalah sebagai berikut:
1. Hippocrates, (circa 400 BCE): On Airs, Waters, and Places.
2. John Graunt (1620-1674): Natural and Political Observations on the Bills of Mortality
3. James Lind (1716-1794): A Treatise of the Scurvy in Three Parts
4. William Farr: Campaigning statistician
5. John Snow: On the Mode and Communication of Cholera
6. Joseph Golderberger (1874-1929)
Dari keseluruhan para ahli epidemiologi, John Snow lah yang dianggap sebagai Bapak Epidemiologi Modern.
C. Para filsuf yang berpengaruh besar bagi perkembangan epidemiologi :
1. Francis Bacon (1561-1704)
2. John Locke (1632-1704)
3. George Berkeley (1685-1753)
4. David Hume (1711-1776)
5. John Stuart Mill (1806-1873)
6. Karl Popper (1902-1992)
7. John Tukey (1915-2000)
E. Hal-hal penting dalam Epidemiologi :
1. Populasi yang didata kesehatannya
Penduduk sebuah area yang akan diambil data kesehatannya harus jelas. Apakah seseorang sakit atau tidak, riwayat kesehatannya dalam jangka waktu tertentu, jenis kelamin, semua data harus lengkap.
2. Study Population
Seorang petugas kesehatan harus mempelajari karakteristik masyarakat yang akan diambil data kesehatannya. Budaya makan, kegiatan apa yang sering dilakukan, mata pencarian, kebiasaan buruk, ekosistem tempat masyarakat tumbuh, dan lain sebagainya.
3. Observation (study sample)
Memang tidak keseluruhan populasi yang diambil datanya. Ini dikarenakan masalah waktu dan biaya yang tidak memungkinkan seluruh orang diperiksa. Maka dilakukan observasi dengan mengambil sampel beberapa penduduk yang dianggap mewakili kesehatan masyarakat.
F. Ilmu-ilmu yang berhubungan dengan Epidemiologi :
1. Biologi
2. Sosiologi
3. Filosofi
4. Statistika
5. Biostatistika
6. Mikrobiologi
7. Imunologi
8. Kimia
9. Pediastric dan Geriatric
Ilmu ini bermanfaat sebagai informasi untuk merencanakan dan mengevaluasi strategi-strategi yang telah dilakukan, memberikan petujuk kepada para petugas kesehatan untuk menindaklanjuti perkembangan pasien.
Seperti halnya dengan ilmu patologi, epidemiologi juga merupakan cabang ilmu yang integral dan memiliki deskripsi penanganan yang khas. Banyak data dan interpretasi yang harus disiapkan sehingga pengoleksian seluruh informasi dapat menghasilkan simpulan tentang suatu penyakit yang dipantau.
A. Terminologi Epidemiologi :
Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu:
Epi = yang berkaitan
Demos = masyarakat, daerah
Logos = ilmu
Jadi epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku dalam masyarakat.
B. Sejarah Epidemiologi
Epidemiologi sudah berkembang pesat sejak zaman Yunani kuno. Ilmu ini sangat berpengaruh besar terhadap perilaku masyarakat guna mencapai tujuan sosial-humanisme. Etape-etape epidemiologi adalah sebagai berikut:
1. Hippocrates, (circa 400 BCE): On Airs, Waters, and Places.
2. John Graunt (1620-1674): Natural and Political Observations on the Bills of Mortality
3. James Lind (1716-1794): A Treatise of the Scurvy in Three Parts
4. William Farr: Campaigning statistician
5. John Snow: On the Mode and Communication of Cholera
6. Joseph Golderberger (1874-1929)
Dari keseluruhan para ahli epidemiologi, John Snow lah yang dianggap sebagai Bapak Epidemiologi Modern.
C. Para filsuf yang berpengaruh besar bagi perkembangan epidemiologi :
1. Francis Bacon (1561-1704)
2. John Locke (1632-1704)
3. George Berkeley (1685-1753)
4. David Hume (1711-1776)
5. John Stuart Mill (1806-1873)
6. Karl Popper (1902-1992)
7. John Tukey (1915-2000)
E. Hal-hal penting dalam Epidemiologi :
1. Populasi yang didata kesehatannya
Penduduk sebuah area yang akan diambil data kesehatannya harus jelas. Apakah seseorang sakit atau tidak, riwayat kesehatannya dalam jangka waktu tertentu, jenis kelamin, semua data harus lengkap.
2. Study Population
Seorang petugas kesehatan harus mempelajari karakteristik masyarakat yang akan diambil data kesehatannya. Budaya makan, kegiatan apa yang sering dilakukan, mata pencarian, kebiasaan buruk, ekosistem tempat masyarakat tumbuh, dan lain sebagainya.
3. Observation (study sample)
Memang tidak keseluruhan populasi yang diambil datanya. Ini dikarenakan masalah waktu dan biaya yang tidak memungkinkan seluruh orang diperiksa. Maka dilakukan observasi dengan mengambil sampel beberapa penduduk yang dianggap mewakili kesehatan masyarakat.
F. Ilmu-ilmu yang berhubungan dengan Epidemiologi :
1. Biologi
2. Sosiologi
3. Filosofi
4. Statistika
5. Biostatistika
6. Mikrobiologi
7. Imunologi
8. Kimia
9. Pediastric dan Geriatric
Mengenal Epidemiologi Penyakit Menular

Ditinjau dari sudut epidemiologi, perlu diketahui dan dipelajari batasan, definisi, periodisitas dan dinamika penularan suatu penyakit agar tindakan dan penanganan terhadap penyakit dapat dilakukan dengan baik.
1. Batasan dan Definisi
a. Infeksi
Masuk dan berkembangnya agen penyakit di dalam tubuh manusia atau binatang serta timbul reaksi tubuh terhadap agen penyakit.
b. Inokulasi (Inoculation)
Masuknya agen penyakit atau bibit yang berasal dari artropoda ke dalam tubuh manusia melalui gigitan pada kulit atau deposit pada membran mukosa.
Contoh: gigitan nyamuk aedes menyebabkan demam berdarah dengue.
c. Infestasi (Infestation)
Masuknya artropoda pada permukaan tubuh manusia kcmudian berkembang biak disebut sebagai infestasi.
Contoh: penyakit skabies.
d. Kontaminasi
Agen penyakit terdapat di dalam makanan dan air yang digunakan oleh manusia.
e. Penyakit infeksius
Jenis penyakit yang berasal dan orang atau binatang yang menderita sakit atau mengalami infeksi.
f. Penyakit contagious
Jenis penyakit yang ditularkan melalui kontak langsung dan orang sakit kepada orang sehat.
g. Penyakit menular
Jenis penyakit yang disebabkan oleh agen penyakit yang spesifik atau racun yang ciihasilkannya dan ditularkan melalui reservoar atau kontak tidak langsung mclalui vektor kepada orang.
h. Penyakit tidak menular
Ditujukan kepada jenis-jenis penyakit seperti tumor, jantung koroner, diabetes mellitus dan lain-lain.
2. Periodisitas Berjangkitnya Penyakit
a. Epidemik
Berjangkitnya suatu penyakit pada sekelompok orang di masyarakat dengan jenis penyakit, waktu dan sumber yang sama di luar keadaan yang biasa (Kejadian Luar Biasa).
Contoh: wabah penyakit kolera.
b. Endemik
Suatu keadaan berjangkitnya prevalensi suatu jenis pcnyakit yang terjadi sepanjang tahun dengan frekuensi yang rendah di suatu tempat.
Contoh: penyakit malaria dan kaki gajah
c. Sporadik
Jenis penyakit yang tidak tersebar merata pada tempat dan waktu yang tidak sama, pada suatu saat dapat terjadi epidemik.
Contoh: penyakit poliomielitis
d. Pandemik
Jenis penyakit yang berjangkit dalam waktu cepat dan terjadi bcrsamaan di berbagai tempat di seluruh dunia.
Contoh: penyakit influenza (1957) dan cholera el for (1962).
e. Klaster
Jenis penyakit menular yang diderita oleh satu atau lcbih orang, ditularkan dengan cepat ke orang yang sehat mclalui hubungan darah (keluarga) atau kontak intim.
f. Eksotik
Jenis penyakit yang berasal dart negara lain dan berjangkit di suatu ncgara. Contoh: demam kuning.
g. Zoonosis
Penyakit atau infcksi yang ditularkan oleh hewan bertulang belakang ke manusia.
Contoh: rabies, antraks, bovine thc.
h. Epizoonosis
Penyakit zoonosis yang berjangkit secara cpidetnik pada hewan. Contoh: penyakit pcs pada tikus.
i. Enzobnosis
Penyakit zoonosis yang berjangkit sccara endemik pada hewan. Contoh: penyakit bovine tbc pada sapi.
3. Dinamika Penularan Penyakit
Dinamika penularan penyakit dari sumber atau rescrvoar infeksi ke orang yang rentan.
Dinamika penularan penyakit dari sumber atau rescrvoar infeksi ke orang yang rentan.
Reservoar Infeksi
Merupakan tempat persinggahan agen penyakit untuk hidup dan berkembang scrta bertahan hidup, dikenal ada 2 tipe reservoar, yaitu pada manusia dan hewan.
a. Reservoar pada Manusia
Pada peneakit menular, sumber infeksi berasal dari orang yang sedang mengalami infeksi dapat berupa kasus atau karier.
Kasus dapat berbentuk subklinis dan klinis. Pada kasus subklinis, tidak diketemukan gejala penyakit atau bersifat asimtomatis tetapi berpotensi untuk menularkan infeksi kepada orang lain.
Contoh: penyakit poliomielitis
Karier terjadi karma proses penyembuhan tidak sempurna dan secara bakteriologis agen penyakit masih ada dalam tubuh. Contohnva pada penyakit demam tifoid.
b. Reservoar hewan
Sumber infeksi dapat berasal dart hewan atau burung clan berupa kasus atau karier seperti pada manusia.
ReferensiMerupakan tempat persinggahan agen penyakit untuk hidup dan berkembang scrta bertahan hidup, dikenal ada 2 tipe reservoar, yaitu pada manusia dan hewan.
a. Reservoar pada Manusia
Pada peneakit menular, sumber infeksi berasal dari orang yang sedang mengalami infeksi dapat berupa kasus atau karier.
Kasus dapat berbentuk subklinis dan klinis. Pada kasus subklinis, tidak diketemukan gejala penyakit atau bersifat asimtomatis tetapi berpotensi untuk menularkan infeksi kepada orang lain.
Contoh: penyakit poliomielitis
Karier terjadi karma proses penyembuhan tidak sempurna dan secara bakteriologis agen penyakit masih ada dalam tubuh. Contohnva pada penyakit demam tifoid.
b. Reservoar hewan
Sumber infeksi dapat berasal dart hewan atau burung clan berupa kasus atau karier seperti pada manusia.
Ilmu Kedokteran Pencegahan Komunitas, Oleh
Dr. Budiman Chandra
Artikel Terkait:
- 12 April 2011 -- Faktor Penyebab Seseorang
Terkena Kanker
MENGAPA seseorang terkena kanker? Seseorang terkena kanker oleh karena tubuhnya mewarisi gen kanker. Terjadi genetic error pada gen dalam selnya. Gen yang memerintahkan sel berbiak terus terpicu un... - 5 April 2011 -- Pencegahan
Terhadap Infeksi Toxoplasma Pada Wanita Hamil
Pengelolaan untuk Wanita HamilWanita hamil yang terinfeksi Toxoplasma memerlukan pemeriksaan laboratorium yang belum banyak dilaksanakan di klinik-klinik pemeriksaan kehamilan. Akibatnya, biaya rege... - 4 August 2011 -- Kiat Hidup Sehat
Mencegah Jantung Koroner
Hal yang bisa kita lakukan untuk menghindari penyakit jantung adalah sebisa mungkin selalu berupaya meniadakan semua unsur perusak dalam tubuh. Meniadakan faktor risiko genetika maupun faktor risiko y... - 4 August 2011 -- Jantung Koroner: Faktor
Risikonya
Jenis kelamin. Wanita mempunyai faktor risiko terkena serangan penyakit jantung lebih rendah daripada pria. Penyakit jantung koroner jarang terjadi pada wanita premenopause, kecuali apabila terdapat f... - 17 July 2011 -- 7 Masalah Kesehatan
Lingkungan Di Indonesia
Tingkat pencemaran udara di Indonesia sudah melebihi nilai ambang batas normal terutama di kota-kota besar akibat gas buangan kendaraan bermotor. Selain itu, hampir setiap tahun asap tebal meliputi wi...
This entry was posted in Kesehatan and tagged bibit, demam berdarah
dengue, diabetes
mellitus, endemik, epidemik, infeksi, jantung koroner, kaki gajah, nyamuk aedes, penularan, penyakit kolera, penyakit malaria, penyakit menular, rabies, racun, tumor. Bookmark the permalink. penyakit MENULAR, fungsi tubuh gajah penjelasan, mengenal epidemiologi, prevalensi
penyakit berjangkit di Indonesia pada 2011
Langganan:
Postingan (Atom)